Mau tahu alasannya ? kita lihat uraian berikut….
Tentang Produk Imunostimulan Manusia
Setidaknya ada sekitar 15 brand imunostimulan yg ada di Indonesia (bisa
lihat di MIMS atau ISO terbaru). Merk yang cukup terkenal & sering
digunakan adalah imboost & stimuno Kandungan utama sebagian besar
imunostimulan adalah Echinacea. Beberapa brand menggunakan kombinasi
bahan tambahan seperti vitamin, ekstrak meniran, ekstrak mengkudu,
ekstrak berry, bahkan ada yg menambahkan ekstrak jamur kayu yang
dipercaya mempunyai efek penyembuhan.
Ada beberapa spesies Echinacea, ekstrak yg digunakan bisa berasal dari
akar, batang atau, daun atau bunga. Masing-masing spesies 7 & bahan
mempunyai kandungan yang berbeda.
Tentang kandungan & cara kerja
Bagaimana kerja Echinacea meningkatkan kekebalan tubuh, masih belum
banyak diketahui secara spesifik. Sebagian besar jurnal penelitian belum
memberikan informasi yg lengkap.
Karakteristik kandungan sebagian besar produk imunostimulan adalah
lipopolisakarida dan zat-zat lain yang sama-sama merupakan zat berukuran
bermolekul besar. Kebanyakan zat bermolekul besar akan dianggap sebagai
benda asing/alergen bila dimasukan ke dalam tubuh. Akibatnya system
kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap benda asing tersebut. Sistem
kekebalan menjadi aktif dan memproduksi berbagai zat & antibodi
untuk menyingkirkan benda asing. Pemberian terus menerus dapat melatih
& memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Efek pemberian jangka panjang belum banyak diketahui. Beberapa zat
seperti ekstrak meniran dapat menyebabkan ganguan ginjal dan tidak boleh
digunakan pada wanita hamil.
Ilustrasi sederhana mengenai cara kerja imunostimulan adalah, kerjanya
“menampar” sistem kekebalan tubuh secara pelan-pelan sehingga tetap
bangun dan aktif. Efek jangka panjangnya ?... bayangkan saja bagaimana
bila anda “ditampar” untuk tujuan baik, secara pelan-pelan dan terus
menerus. Awalnya mungkin sedikit terganggu, kemudian mulai terbiasa
(karena sadar hal tersebut untuk tujuan baik), lama-lama pasti kesal dan
memberikan reaksi negatif.
Begitu juga dengan sistem kekebalan. Awalnya akan kaget dan bangun,
bereaksi memproduksi antibodi & zat lainnya. Lama-lama akan terbiasa
dan memproduksi zat-zat tersebut secara konstan pada konsentrasi yang
lebih rendah dari awal. Bila hal ini terus berlangsung, akan terjadi
penumpukan zat-zat tersebut. Sialnya, kebanyakan zat-zat tersebut adalah
juga molekul berukuran besar. Sekali lagi, zat bermolekul besar sering
dianggap benda asing/alergen oleh tubuh. Akibatnya tubuh akan menganggap
zat-zat kekebalan tubuh yang diproduksi sendiri tersebut sebagai benda
asing....dan kemudian akan memproduksi zat-zat kekebalan tubuh lain
untuk melawan zat-zat kekebalan tubuh yang sudah diproduksi sebelumnya.
Dalam dunia kedokteran & kesehatan kondisi di atas sering disebut
Autoimun. Dengan kata lain tubuh berusaha menghancurkan diri sendiri (ga
kompak, kacau deh).
Tentang Produk Imunostimulan Untuk Hewan (Inmunair)
Berdasarkan informasi dari websitenya, Inmunair mengandung
propionilbacterium acnes non aktif, Lipopolisakarida E.coli, Thiomersal
dan bahan tambahan lain.
Inmunair diperuntukkan bagi hewan ternak ayam (pedaging) dan tidak terdapat pada kategori produk untuk pet (http://www.calier.es/eng/productos.html).
Saya belum mendapatkan informasi/alasan kuat disertai hasil penelitian,
mengapa produk ini bisa digunakan di hewan kesayangan (anjing &
kucing).
Tentang kandungan Inmunair & cara kerja
Sel Propionilbacterium acnes non aktif : Bakteri ini adalah bakteri yang
pertumbuhannya lambat dan sering terdapat pada jerawat manusia. Bakteri
yg sudah dimatikan yang digunakan dalam inmunair, fungsinya sama
seperti echinacea. Bertindak sebagai zat bermolekul besar dan benda
asing bagi tubuh.
Lipopolisakarida E. Coli : Bagian dari bakteri E. Coli. Merupakan zat
bermolekul besar. Fungsinya sama seperti echinacea &
propionilbacterium non aktif, yaitu bertindak sebagai benda
asing/alergen bagi tubuh.
Thiomersal : sering disebut juga thimerosal atau sodium
ethylmercurithiosalicylate. Merupakan molekul organik yang mengandung
merkuri, sering digunakan sebagai antiseptik & adjuvant (pelarut
untuk meningkatkan efek vaksin) vaksin manusia. Penggunaan zat ini
sebagai adjuvant masih bersifat kontroversi karena diduga menyebabkan
autis pada anak-anak. Selain itu zat ini berbahaya/toksik pada manusia
bila diberikan secara oral atau topikal pada mukosa & saluran
pernafasan (info dari wikipedia). Saya belum mendapat informasi mengenai
efeknya bila diberikan oral pada hewan peliharaan seperti anjing dan
kucing.
Mengapa saya tidak memberikan Imunostimulan/imuno modulator pada anjing & kucing yang sedang sakit/sakit parah.
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari berbagai jurnal penelitian
mengenai zat yang terkandung dalam produk-produk di atas, ditambah
logika / pemikiran pribadi, saya memutuskan untuk tidak memberikan
produk imunostimulan pada anjing & kucing yg sedang sakit atau sakit
parah, apalagi bila penyakitnya disebabkan virus. Alasannya ada di
uraian berikut....
pada saat sakit/awal penyakit (terutama yg disebabkan oleh virus)
sebagian besar metabolisme energi aerob (pakai oksigen) tubuh diambil
alih oleh mikroorganisme (virus, bakteri, dll). Tubuh Cuma kebagian
metabolisme energi yang anaerob dan sebagian kecil yg aerob. Akibatnya
produksi energi berkurang drastis karena metabolisme yg anaerob hanya
memproduksi energi maksimal 60 % dari yang normal (aerob). Selain itu
hasil sampingannya berupa asam laktat juga melimpah. Asam laktat adalah
bukti metabolisme energi tidak sempurna/maksimal. Asam laktat
menyebabkan tubuh/otot terasa sakit/pegal-pegal. Contoh hal ini terlihat
ketika kita mulai terserang flu, badan terasa lemas (karena kurang
energi Ă metabolisme anaerob) dan pegal-pegal.
Reaksi-reaksi kekebalan tubuh memerlukan energi yang banyak. Bagaimana
mungkin bisa membuat zat kekebalan dan melawan infeksi, bila sebagian
besar generator energi diambil alih oleh penyakit (bakteri, virus dll).
Oleh karena itu kita perlu memberikan asupan energi yang mudah dicerna
seperti ATP dan atau karbohidrat sederhana yang mudah menghasilkan
energi seperti madu, fruktosa, dll. Ada jalur metabolisme energi singkat
yang merubah karbohidrat langsung menjadi oksidator/pembasmi penyakit
tanpa melalui jalur norma/siklus Krebs. Hal ini tidak diajarkan
diperkuliahan kedokteran manapun ( Trus... tau dari mana, dong?.......)
Pada saat fase awal pemberian, produk imunostimulan yang ada sekarang
ini (stimuno, inmunair, imboost, dll) menyebabkan imunosupresi (info
dari jurnal hasil penelitian). Dengan kata lain menyebabkan penurunan
kekebalan tubuh. Bukannya meringankan penyakit, malah memperberat beban
tubuh. Coba bayangkan beban tubuh yang sudah kekurangan energi akibat
generator energi diambil alih penyakit, ditambah pemberian imunostimulan
yang bekerja menjadi alergen/benda asing (mirip dengan penyakit) dan
memaksa sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap imunostimulan,
sementara sistem kekebalan tubuh juga masih harus melawan penyakit.
Secara sederhana, pada saat sakit & kekurangan energi, sistem
kekebalan tubuh hanya bekerja melawan penyakit. Bila diberi
imunostimulan, pekerjaan sistem kekebalan tubuh bertambah karena harus
juga memproduksi zat kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap
imunostimulan.
Fase berikutnya dari pemberian imunostimulan adalah peningkatan zat-zat
kekebalan tubuh yang bisa membantu melawan penyakit. Pada manusia ini
terjadi sekitar 1-2 minggu setelah pemberian terus menerus. Fase kedua
sangat tergantung degan kondisi tubuh orang/hewan yang sakit. Bila
kondisi hewan/infeksi sudah berat, fase kedua ini kemungkinan besar
tidak akan pernah terjadi.
Pada kasus infeksi virus seperti panleukopenia, calici &
rhinotracheitis, kita berlomba dengan virus dan waktu. Secepat mungkin
mensupport kucing agar mampu melawan virus. Biasanya dalam waktu sekitar
1 minggu sudah mulai terlihat virus sudah bisa dilawan atau tidak.
Setelah kondisi mulai membaik sekitar 1.5- 2 minggu, tubuh mulai punya
cukup energi untuk menjalankan berbagai metabolisme dan bisa menjalankan
sistem kekebalan tubuh yang “seperti normal” barulah berbagai produk
imunostimulan bisa diberikan untuk mempercepat dan menuntaskan
persembuhan. Dengan syarat harus bisa menjamin masuknya nutrisi dan
energi yang cukup bagi kucing.
Pada kasus virus yang menyerang langsung sistem kekebalan tubuh, atau
membuat sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi sempurna, seperti Feline
Leukemia (FLV), Feline Infectious Peritonitis (FIP) dan AIDS kucing
(Feline Immunodeficiency Virus/FIV), pemberian produk-produk
imunostimulan/ imunomodulator di atas kelihatannya akan semakin
memperparah kondisi kucing. Penyakit-penyakit ini agak sulit didiagnosa
dan sering salah didiagnosa oleh para dokter hewan seluruh dunia
(termasuk saya... ...)
Mengapa Saya Tidak Memberikan Imboost, Stimuno & Inmunair Pada Kucing Yang Sedang Sakit/Sakit Parah drh. Neno WS, 2009
22.36 |
Label:
PENYAKIT KUCING
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar